Pages

Subscribe:
Selamat Datang di Zona Pertanian. Blog yang berisi mengenai beragam informasi tentang pertanian

Blogroll

Jumat, 19 September 2014

Kenapa Agribisnis? Kenapa Pertanian ? Karena itu dibutuhkan...

          Negeri kita Indonesia ini adalah sebuah negeri Agraris, yang sangat kaya akan sumberdaya alamnya, bahkan Gombloh mengumpakan dengan Negeri surga yang bahkan tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman...
Ragam Pertanian Indonesia

     Namun suburnya tanah kita tidak dibarengi dengan kemajuan bidang pertaniannya...
      Saat ini pertanian dan kelautan kita belum bisa dikatakan maju. Impor beras masih terus berlangsung. Bahkan buah-buahan seperti jeruk pun harus di impor dari luar. Padahal kita kaya akan varietas jeruk. Kementerian Perdagangan mencatat China merupakan negara sumber impor produk buah dan sayuran terbesar bagi Indonesia. Sepanjang tahun 2012 lalu, impor dua jenis produk tersebut dari China mencapai sekitar 600 juta dollar AS (Kompas.com, 11/05/2012). Sangat ironi...
      Dengan kata lain, potensi besar negara kita-pertanian dan perikanan-belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Parahnya, garam dan ikan masih impor, padahal laut kita sangat luas dan punya pantai yang panjang. Salah satu sebabnya adalah minimnya ahli di bidang garam. Minimnya ahli di bidang itu dikarenakan orang-orang pintar negeri ini tidak mau/suka dengan jurusan kelautan. Indonesia  dikenal dengan negara maritim yang hampir 2/3 wilayahnya adalah perairan.  Namun menjadi ironis ketika sebagai negara perairan justru harus mengimpor ikan.
    Dalam bidang peternakan nyatanya kita juga masih impor daging sapi. Swasembada daging sapi sudah lama didambakan mulai dari tahun 2005, kemudian direvisi menjadi tahun 2010, namun belum juga tercapai. Dan diharapkan tercapai pada tahun 2014. Kita punya fakultas peternakan, sarjana peternakan, tapi sepertinya tak kelihatan kontribusinya. Percuma saja negara kita punya potensi untuk peternakan tapi kita belum mampu memenuhi permintaan masyarakat kita sendiri.
     Pihak fakultas juga jangan hanya bertahan dalam status quo. Harus ada terobosan baru yang dinamis, mengingat perkembangan jaman yang begitu cepat. Berikan kualitas yang terbaik, pengajar (dosen) yang berpengalaman, teknologi yang tercanggih, pelatihan atau pertukaran antar mahasiswa dalam dan luar negeri untuk meningkatkan mutu program studi. Fasilitas fakultas sangat menentukan kemajuan bidang studi bersangkutan. Meskipun fakultas tak populer, tapi kalau fasilitas yang disebutkan tadi sudah memadai pada akhirnya orang-orang akan mengakui juga.
tapi apa jadinya bila pertanian sepi peminat,  siapa lagi yang harus turun pada bidang itu. Bukankah negara kita pernah gagal dalam swasembada beras? Kala itu, Soeharto ingin menggeser Indonesia menjadi negara industri. Fokus pembangunan ekonomi lebih banyak diarahkan pada sektor industri dan jasa. Maka terjadilah krisis ekonomi di tahun 1990-an. Tak mengherankan, Bung Karno dalam salah satu pidatonya pernah mengatakan pangan adalah persoalan hidup matinya bangsa. Dengan kata lain, memahami ilmu pertanian–pangan: beras, daging, susu, telur, ikan, dsb–berarti dapat mengatasi persoalan kehidupan bangsa.
Indonesia bisa maju kalau kita sungguh-sungguh memikirkan dan menggeluti bidang yang sepi peminat itu. Negara kita sudah lama mendambakan swasembada beras, swasembada daging, dan swasembada hasil kelautan. 
   Maka dari ini muncullah Agribisnis sebagai usaha untuk membangkitkan sektor pertanian dan paling tidak, tetap ada Ahli Pertanian yang nantinya muncul dari lulusan Agribisnis ini..
    Agribisnis muncul sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui keterpaduan berbagai sektor ekonomi yang bersumber dari sumber daya hayati. Agribisnis adalah sistem yang terintegrasi pada aktivitas produksi usahatani (on farm) dan pendukungnya (sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan alat  mesin pertanian), pengolahan hasil pertanian (agroindustri), distribusi dan pemasaran hasil pertanian, serta kelembagaan pendukung (penyuluhan, komunikasi dan informasi, pembiayaan, investasi, birokrasi).
       Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen agribisnis di dalam dunia akademik, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian dapat dijelaskan sebagai aktivitas agribisnis. Namun istilah "agribisnis" di masyarakat umum seringkali ditekankan pada ketergantungan berbagai sektor ini di dalam rantai produksi.
      Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan portmanteau dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis.
      Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya.
Objek Agribisnis
Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.
     Maka dari itulah, pilihan ada ditangan Anda. Mau dibawah kemana nasib indonesia kedepan, tergantung dari pertaniannya, bila pertanian maju, maka Indonesia pasti akan maju. Mau Indonesia Maju, maka majukankanlah bidang pertaniannya, yang pastinya juga harus diikuti dengan Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang saling mendukung satu sama lain... dan pastinya semua itu tidak bisa digapai hanya dengan duduk dan termenung, Amati, pelajari, cari solusi, buatlah inovasi...

Sumber : Wikipedia, Febroni kompasiana, emilya pirorovirgo & AGB10